Laut Mati, danau yang berada di wilayah Israel dan Yordania,
terkenal dengan keindahan dan mempunya
air dengan kadar garamnya yang tinggi. Saking tingginya, flora dan fauna pun
susah untuk hidup di danau ini.
Kadar garam yang tinggi membuat semua benda,
termasuk manusia boleh mengapung saat berada di atas air tanpa perlu berenang.
Di Indonesia, ternyata ada daerah yang karakteristiknya mirip dengan Laut Mati.
Tepatnya di Pantai Tureloto, Desa Balefadorotuho, Kecamatan Lahewa, Kabupaten
Nias Utara, Sumatera Utara. Pantai ini mempunyai pemandangan yang indah dan air
di pantai ini juga mengandung kadar garam yang cukup tinggi. Sehingga para
pengunjung pun boleh mengapung tanpa harus berenang.
Kelebihan lainnya, di
kawasan ini pengunjung bisa melakukan menikmati pemandangan ikan dan gugusan
karang indah di bawah air. Meski, mengandung kadar garam yang cukup tinggi,
namun ada kehidupan di perairan Tureloto.
Pantai ini dapat
ditempuh selama dua jam dari Kota Gunungsitoli. "Pantai Tureloto bagaikan
Laut Mati. Sangat menyenangkan. Kita dapat menggunakan perahu nelayan
mengelilingi batu-batu karang berbentuk pulau kecil yang berada di
depannya," ”Ada juga lokasi spot diving yang layak di cuba
para diver maupun scuba atau hanya sekedar hobi saja,”
"Kita
boleh melihat keseluruhan taman indah di bawah laut di Pantai Tureloto, susunan
batu karang berupa atol kecil di tengah lautan luas,"
Desa Tureloto memiliki pantai yang tenang tanpa ombak. Di tepi
pantai terdapat gugusan karang-karang beragam ukuran seperti otak, dan air
lautnya yang biru serta jernih membuat ikan-ikan kecil di karang pun bisa
langsung terlihat dari atas. ”Pantai di laut ini bisa di sebut Laut Mati karena
kadar garamnya tinggi sekali,12 tahun
lalu sejumlah karang mengalami kenaikan setinggi satu hingga dua meter.
"Di permukaan dapat melihat karang karang yang kasar. Namun bawah laut,
kita dapat menikmati terumbu karang yang indah dengan biota karang yang banyak,
dan saat ini sudah mulai banyak terumbu karang yang terlihat mulai
tumbuh. Biasanya Pantai Tureloto
ramai dikunjungi pada bulan Februari hingga September, kala itu air laut tenang
dan pancaran matahari tidak begitu terik namun bersinar dengan indahnya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan